Paul Nobuo Tatsuguchi | |
---|---|
Lahir | Hiroshima, Jepang | 31 Agustus 1911
Meninggal | 30 Mei 1943 Attu, Kepulauan Aleut | (umur 31)
Pengabdian | Kekaisaran Jepang |
Dinas/cabang | Angkatan Darat Kekaisaran Jepang |
Pangkat | Sersan mayor |
Perang/pertempuran | Perang Dunia II Pertempuran Attu |
Paul Nobuo Tatsuguchi (辰口 信夫 , Tatsuguchi Nobuo, 31 Agustus 1911 – 30 Mei 1943) atau kadang-kadang keliru disebut Nebu Tatsuguchi adalah seorang ahli bedah di Angkatan Darat Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Ia tewas dalam Pertempuran Attu di Pulau Attu, Alaska pada 30 Mei 1943.
Tatsuguchi adalah penganut Gereja Advent Hari Ketujuh yang taat. Ia belajar kedokteran dan memperoleh izin praktik sebagai dokter di Amerika Serikat. Namun ia kembali ke Jepang negeri asalnya untuk berpraktik sebagai dokter di Sanatorium Advent Tokyo, tempatnya menerima pelatihan medis tingkat lanjut. Pada 1941, ia diperintahkan untuk menghentikan praktik dokter dan masuk wajib militer Angkatan Darat Kekaisaran Jepang sebagai penjabat perwira medis. Pada akhir 1942 atau awal 1943, Tatsuguchi dikirim ke Pulau Attu yang telah diduduki tentara Jepang sejak Oktober 1942. Angkatan Darat Amerika Serikat mendarat di Pulau Attu pada 11 Mei 1943 dengan maksud merebutnya kembali dari tangan Jepang.
Selama berlangsungnya pertempuran, Tatsuguchi mencatat semua peristiwa pertempuran dalam buku hariannya, termasuk perjuangannya merawat korban luka di rumah sakit lapangan. Ia terbunuh pada hari terakhir pertempuran ketika sisa-sisa pasukan Jepang melakukan serangan bunuh diri sebagai perlawanan mereka yang terakhir terhadap pasukan Amerika Serikat.
Buku harian Tatsuguchi ditemukan oleh pasukan Amerika dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Seusai pertempuran, salinan terjemahan disebarluaskan dan dipublikasikan di Amerika Serikat. Publik Amerika dibuat tercengang oleh kisah Tatsuguchi, seorang Kristen sekaligus dokter didikan Amerika, namun berdinas sebagai tentara Jepang di Pulau Attu. Apalagi setelah dirinya pada hari-hari terakhir pertempuran berperan dalam membantu mempercepat kematian tentara Jepang yang terluka dan menjadi pasiennya di rumah sakit lapangan. Terjemahan dari ringkasan buku harian Tatsuguchi telah banyak dikutip dalam catatan sejarah Barat mengenai pertempuran tersebut, terutama lema terakhir yang berisi pesan perpisahan untuk keluarga.